
Perjalanan menyusui Maika memang penuh suka dan duka. Dari sama-sama belajar sampai sama-sama saling ketergantungan. Pada bulan pertama setelah melahirkan tidak pernah terbayang bahwa memberikan ASI akan sangat menyenangkan. Semuanya malah terasa seperti mimpi buruk meninggalkan cerita patah hati bernama baby blues.
Benar orang bilang bahwa memberikan ASI itu harus dengan keras kepala. Karena kalau kita ragu, keinginan untuk mengASIhi itu akan goyah seketika saat dihadapkan pada masalah tak terduga. Tanpa bermaksud menyudutkan pilihan lainnya, memberikan ASI bukanlah sebuah pilihan bagi saya melainkan keharusan.
Selain sadar bahwa ASI adalah asupan terbaik untuk anak saya, karena saya pun membutuhkannya. Bukan juga sekedar masalah bonding ibu dan anak, melainkan alasan kesehatan saya dan anak saya. Karena itu, saya punya alasan kuat untuk terus berusaha ketika di awal Maika kesulitan belajar menyusu.
Tak kenal waktu pagi, siang, tengah malam, saya dan Maika waktu itu belajar menyusu terus menerus. Frustrasi? Sangat. Mata berat karena tak cukup tidur, badan pun masih terasa remuk, belum lagi sakit payudara yang bengkak dan bikin panas dingin. Setengah mati melewati pijatan demi pijatan laktasi supaya ASI segera keluar.
Tapi percayalah, tidak ada yang lebih menghancurkan hati selain rasa tidak berdaya melihat Maika yang belum bisa mendapatkan ASI pada saat itu.

Beberapa hal di bawah ini bisa dilakukan agar ASI segera keluar setelah melahirkan :
- Melakukan pijatan pada bagian payudara dari sebelum melahirkan. Amannya dimulai pada usia kehamilan 36 minggu karena pijatan pada payudara bisa memicu kontraksi.
- Konsumsi asupan yang bisa melancarkan ASI dari sebelum melahirkan. Misalnya perbanyak buah-buahan, sayuran, dan susu kedelai. Bila perlu minta resep vitamin/suplemen dari dokter kandungan.
- Pijat laktasi segera setelah melahirkan. Idealnya beberapa jam setelah Ibu dan bayi sama2 bersih dan cukup beristirahat. Awalnya pijatan ini akan terasa sakit dan tidak nyaman, tapi wajib dan bagus untuk membuka sumbatan ASI pada kelenjar payudara.
- Berpikir positif dan yakin bahwa ASI segera keluar dan cukup untuk bayi kita
- Rileksasi untuk mengurangi ketegangan dan melepaskan hormon stres. Ingat selalu bahwa semakin kita rileks semakin cepat dan banyak ASI yang keluar.
- Penuhi diri kita dengan perasaan cinta dari suami, keluarga, dan terutama dengan bayi yang baru saja kita lahirkan. Quality time seperti bercanda bersama suami dan bayi kita sangat membantu mendorong semangat positif.
Dari perjuangan jadi kesenangan
Dengan keras kepala saya ingin memberikan ASI, segala upaya saya lakukan. Seperti kata-kata bijak yang selalu saya dengar, bahwa tidak ada upaya yang menghianati hasilnya. Hari ini 7,5 bulan berlalu, saya sangat bersyukur masih bisa memberikan ASI untuk Maika. Melewati 6 bulan masa ASI eksklusifnya dan masih ingin melanjutkan sampai 1,5 tahun kemudian.
Perjuangan memberikan ASI belum selesai. Sejak Maika berusia 3 bulan kurang, saya sudah kembali bekerja sehingga saya tidak bisa memberikan ASI secara langsung. Siang hari, Maika minum ASI Perah (ASIP) – dengan bantuan dot dan botol – hasil pompa selama di kantor. Malamnya, sepulang kerja dan mandi saya langsung menyusui Maika. Semua rasa lelah dan penat hilang seketika, yang tersisa hanyalah kesenangan. Kesenangan yang membuat saya dan Maika saling ketergantungan.
Agar produksi ASI banyak dan tetap terjaga, berikut ini yang saya lakukan:
- Konsumsi makanan bergizi (cukup karbo, protein, sayur, buah)
- Minum susu (susu sapi atau kacang) bisa juga ngemil kacang-kacangan (dengan catatan tidak menimbulkan alergi untuk anak)
- Istirahat cukup (usahakan tidur minimal 6 jam sehari)
- Usahakan untuk tidak mudah stress, karena pikiran kusut, capek, dan stress bisa menurunkan produksi susu.
- Berpikir positif dan usahakan perbanyak tertawa dan penuhi diri dengan perasaan senang
- Buat ibu bekerja seperti saya, lakukan managemen pompa. Atur waktu pompa agar produksi ASI tetap lancar. Idealnya memang pompa 2-3 jam sekali sesuai waktu menyusui anak, tapi biasanya saya sesuaikan dengan kondisi dan aktivitas selama jam kerja. Selama pompa jangan lupa sambil pijat-pijat payudara.
- Segera menyusui langsung selagi bisa. Sebelum berangkat kerja, sepulang kantor, dan sepanjang malam sebanyak yang diinginkan anak kita.
Perjalanan menyusui Maika ini tidak akan berhasil tanpa peran suami yang sangat koperatif. Meskipun dari sorot matanya saya tahu sebenarnya dia lelah dan butuh istirahat, tapi dia tidak pernah mengeluh bahkan selalu bertanya apa lagikah yang kami butuhkan. Dengan sabar selalu mendampingi, menyemangati, dan menyiapkan keperluan selama menyusui dan memompa ASI di tengah malam atau dini hari dari awal sampai hari ini. Mungkin itu caranya mengungkapkan cinta kepada kami. Terima kasih, Papi. Yes, you are the best!
Terimakasih informasinya, Artikelnya bermanfaat